Loading...

Kelangkaan: Pengertian, Faktor Penyebab, Jenis, Contoh, Dampak dan Cara Mengatasinya

Advertisement
Mungkin kalian pernah menyimak berita tentang kelangkaan minyak tanah menjelang kenaikan harga BBM atau kelangkaan air di musim kemarau. Dari sudut pandang ekonomi, pengertian kelangkaan tidak terbatas pada menghilangnya suatu barang dari pasaran.
kenaikan harga BBM merupakan contoh fenomena kelangkaan sumber daya ekonomi
Kebanyakan, barang yang dibutuhkan untuk hidup kita, termasuk sumber-sumber daya yang diperlukan untuk menghasilkannya terbatas atau langka. Artinya, tidak cukup untuk memenuhi semua kebutuhan atau relatif kurang dibandingkan yang dibutuhkan. Apakah konsekuensi dari kenyataan tersebut? Tentu saja kita perlu mengeluarkan pengorbanan untuk memperolehnya.

Pakaian, sepatu, tas, dan jam tangan tidak kita petik dari pohon. Memang, alam menyediakan bahan-bahan seperti kayu, pasir, tanah, minyak mentah, dan lain-lain. Tetapi untuk dapat menikmati kursi, buku, rumah, nasi, baju, mobil dan lain-lain, sumber-sumber tersebut harus digali, diolah, diusahakan, dan dikerjakan agar dapat memenuhi kebutuhan manusia. Jadi, dapatkah kalian menyimpulkan pengertian kelangkaan?

Pengertian Kelangkaan Sumber Daya Ekonomi
Lipsey menyatakan bahwa ilmu ekonomi adalah suatu studi tentang pemanfaatan sumber daya yang langka untuk memenuhi kebutuhan manusia yang tidak terbatas. Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa pusat atau inti permasalahan ekonomi adalah adanya kelangkaan (scarcity).

Kelangkaan dapat diartikan sebagai suatu kondisi ketika kebutuhan manusia sangat tidak terbatas sementara sumber daya untuk memenuhi kebutuhan tersebut sangat terbatas jumlahnya.

Untuk mengatasi kelangkaan tersebut, manusia melakukan berbagai upaya untuk memenuhi kebutuhannya. Upaya-upaya tersebut antara lain memproduksi barang dan jasa guna menambah kuantitas dan kualitas sumber daya yang tersedia. Sumber daya diperlukan untuk dapat memproduksi barang dan jasa yang dibutuhkan manusia.

Namun, sumber daya yang tersedia tidak cukup untuk memproduksi barang dan jasa yang dibutuhkan. Jadi, langka bukan berarti sedikit, tetapi adanya ketidakseimbangan antara kebutuhan manusia dan sumber daya yang tersedia.

Kelangkaan sumber daya ekonomi merupakan salah satu permasalahan ekonomi yang dihadapi oleh manusia, selain masalah kebutuhan manusia terhadap sumber daya ekonomi. Oleh karena itu, masalah kelangkaan berhubungan erat dengan kebutuhan manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Kelangkaan
Kalian tentunya telah mengetahui jenis-jenis sumber daya ekonomi. Sumber daya ekonomi tersebut bersifat langka atau terbatas. Ada beberapa faktor yang menyebabkan sumber daya menjadi langka atau terbatas. Sebab-sebab kelangkaan atau keterbatasan sumber daya antara lain sebagai berikut.
1. Perbedaan Letak Geografis
Sumber daya alam tersebar tidak merata di muka bumi. Ada daerah yang kaya akan minyak, ada yang tidak. Ada daerah yang subur, ada yang gersang. Perbedaan ini menyebabkan kelangkaan sumber daya alam dan untuk mendapatkan sumber daya yang tidak terdapat di daerahnya diperlukan pengorbanan yang lebih besar.

Misalnya, di daerah pegunungan berkapur seperti Kabupaten Gunungkidul, sumber daya air sulit ditemukan. Pada musim kemarau, masyarakat di sana harus membeli air. Berbeda dengan masyarakat di dataran rendah yang bisa mengambil air sumur.

2. Cepatnya Pertumbuhan Penduduk
Pertumbuhan penduduk yang lebih cepat dibandingkan pertumbuhan produksi barang dan jasa akan menyebabkan kesenjangan antara kebutuhan dibandingkan persediaan barang dan jasa. Gejala ini sudah menjadi perhatian seorang ekonom, Thomas Robert Malthus. Malthus mengamati bahwa manusia berkembang jauh lebih cepat dibandingkan produksi hasil-hasil pertanian.

3. Kemampuan Produksi
Kemampuan faktor produksi dalam proses pembuatan barang dan jasa mempunyai keterbatasan-keterbatasan. Misalnya, tenaga kerja manusia juga membutuhkan masa istirahat, sakit, ataupun cuti. Selain itu, mesin-mesin produksi bekerja dengan kapasitas tertentu.

4. Perkembangan Teknologi yang Tidak Sama
Perkembangan teknologi di berbagai negara tidak sama. Di negara maju, perkembangan teknologi berlangsung cukup cepat. Sedangkan di negara berkembang, perkembangan kebutuhan akan barang dan jasa lebih cepat daripada perkembangan teknologinya. Hal ini karena ada kecenderungan untuk meniru gaya hidup di negara maju.

5. Bencana Alam
Pada dasarnya bencana alam merupakan faktor yang berada di luar dugaan manusia. Namun, sering bencana alam terjadi karena ulah manusia yang kurang menjaga keseimbangan alam. Manusia mengambil kekayaan alam tanpa memerhatikan kelestariannya.

Bencana alam menyebabkan rusaknya sumber daya yang ada, baik korban jiwa maupun rusaknya berbagai sumber daya ekonomi seperti bangunan usaha dan mesin-mesin produksi. Untuk membangun atau mengadakan kembali sumber daya yang rusak akibat bencana alam, dibutuhkan waktu yang cukup lama dan uang yang tidak sedikit.

Dua hal yang harus diperhatikan dalam memenuhi kebutuhan, bahwa manusia memiliki kebutuhan yang tidak terbatas dan bahwa barang pemenuhan kebutuhan terbatas jumlahnya. Di situlah terjadi sebuah keadaan yang dinamakan kelangkaan. Dari dua kenyataan tersebut, timbullah inti persoalan ekonomi, yaitu bagaimana dengan sumber-sumber yang jumlahnya terbatas itu, kebutuhan manusia yang beraneka ragam dapat terpenuhi.

Jenis-Jenis Kelangkaan Sumber Daya Ekonomi
Sumber daya ekonomi dapat dikelompokkan menjadi sumber daya alam, sumber daya manusia, sumber daya modal, dan sumber daya kewirausahaan (entrepreneurship). Dengan demikian, terdapat 4 jenis kelangkaan sumber daya ekonomi yaitu sebagai berikut.
1. Kelangkaan Sumber Daya Alam
Sumber daya alam dapat dibedakan menjadi sumber daya alam yang dapat diperbarui (renewable resources) dan sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui (non renewable resources).

Sumber daya alam yang dapat diperbarui adalah sumber daya alam yang memiliki kemampuan untuk mempertahankan atau mengganti diri (reproduksi) melalui proses alami atau dengan campur tangan manusia dan manajemen yang tepat. Contoh sumber daya alam yang dapat diperbarui adalah sebagian besar tanaman dan hewan-hewan, air, dan udara.

Adapun sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui adalah sumber daya alam yang tidak memiliki kemampuan untuk mempertahankan atau mengganti diri (reproduksi) baik tanpa atau dengan campur tangan manusia. Sebagian besar dari sumber daya ini sedang dieksploitasi melebihi kemampuan pulihnya, walaupun ada yang dapat digunakan berkali-kali seperti minyak bumi, mineral, dan kayu hutan tropis.

Sumber daya alam tersebut, terutama sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui jika terus dieksploitasi lama kelamaan akan habis, sedangkan kebutuhan manusia akan tetap ada. Sebagai contoh, menurut Lucky Sondakh, usaha pertambangan PT Freeport di Timika, Irian Jaya dapat menghasilkan sekitar 45.000 kg emas per tahun, dan PT New Mount di Sulawesi Utara menghasilkan sekitar 10.000 kg emas per tahun.
usaha pertambangan PT Freeport di Timika, Irian Jaya akan mengakibatkan kelangkaan sumber daya alam
Hal ini menunjukkan bahwa sumber daya alam adalah terbatas atau langka. Perlu diingat bahwa langka bukan berarti sedikit, tetapi adanya ketidak seimbangan antara kebutuhan manusia dan sumber daya yang tersedia. Contoh lain yang dialami sehari-hari adalah kebutuhan akan minyak bumi, misalnya, berupa bensin dan minyak tanah.

Di beberapa daerah di Indonesia sering terdengar di berita adanya kelangkaan bensin dan minyak tanah, sehingga terjadi antrean panjang konsumen yang membutuhkannya. Hal ini menunjukkan bahwa sumber daya alam (berupa bensin dan minyak tanah) adalah langka atau terbatas.

2. Sumber Daya Manusia

Dalam kegiatan ekonomi, sumber daya manusia merupakan faktor produksi paling penting karena berbagai macam pekerjaan dalam berbagai tingkat keahlian, keterampilan, dan pengetahuan dilakukan oleh tenaga kerja. Adapun yang dimaksud dengan tenaga kerja adalah semua orang yang bersedia dan sanggup untuk bekerja.

Tenaga kerja meliputi mereka yang bekerja untuk upah atau gaji maupun mereka yang bekerja untuk kepentingan diri sendiri. Menurut Sadono Sukirno, jika dilihat dari tingkat keahlian dan pendidikannya tenaga kerja dapat dikelompokkan dalam tiga kelompok, yaitu sebagai berikut.
 Tenaga kerja kasar, yaitu tenaga kerja yang tidak berpendidikan atau berpendidikan rendah dan tidak memiliki keahlian dalam sesuatu bidang pekerjaan, seperti pembantu, kuli angkut, dan pesuruh.
 Tenaga kerja terampil, yaitu tenaga kerja yang memiliki keahlian dari pendidikan atau pengalaman kerja, seperti montir mobil, tukang kayu, tukang memperbaiki TV dan radio.
 Tenaga kerja terdidik, yaitu tenaga kerja yang memiliki pendidikan yang tinggi dan ahli dalam bidang-bidang tertentu, seperti, dokter, akuntan, ahli ekonomi dan insinyur.

Dalam era globalisasi, suatu perusahaan akan sukses di pasar bebas, jika perusahaan memiliki daya saing yang tinggi. Daya saing yang tinggi akan ditentukan oleh efisiensi yang tinggi. Selanjutnya, efisiensi yang tinggi ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia (tenaga kerja) yang profesional dan terampil.

Di Indonesia dengan jumlah penduduk 222 juta jiwa (berdasarka data Badan Pusat Statistik, 2005), masih belum memiliki sumber daya manusia berkualitas yang mencukupi kebutuhan lapangan kerja. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa keberadaan tenaga kerja yang ahli dan profesional masih langka.

Hal ini dapat dilihat banyak tenaga ahli asing yang bekerja di Indonesia. Banyak kebutuhan akan tenaga kerja yang tidak terpenuhi karena tidak sesuai dengan kualifikasi yang diinginkan. Hal ini menunjukkan adanya kelangkaan sumber daya manusia. Sebaliknya, di negara-negara maju dan Timur Tengah terjadi kelangkaan tenaga kerja pada tingkat tenaga kerja kasar dan tenaga kerja terampil.

Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, mereka menggunakan tenaga kerja dari Asia (Thailand, Filipina, Indonesia, dan Vietnam). Hal ini menunjukkan bahwa kelangkaan tenaga kerja dapat terjadi pada semua tingkat keahlian dan pendidikan bergantung pada tempat (negara) dan waktu tertentu.

3. Sumber Daya Modal
Sumber daya modal tidak terbatas berupa uang, tetapi dapat pula berupa barang modal, seperti peralatan, mesin-mesin, dan bangunan. Modal dalam definisinya yang paling luas adalah segala sesuatu yang sudah diproduksi yang akan digunakan untuk memproduksi barang atau jasa lainnya.

Barang-barang modal terdiri atas barang yang sangat berguna dalam proses produksi. Seperti telah dikemukakan, barang modal terdiri atas mesin-mesin, alat-alat besar, instalasi-instalasi pabrik, gedung-gedung, meja, jalan, jembatan, bangku, dan alat-alat pengangkutan. Semuanya telah dibuat oleh manusia dan digunakan dalam proses produksi sepanjang waktu.

Seperti sumber daya lainnya, sumber daya modal juga langka. Dalam kehidupan sehari-hari, dapat dilihat banyak perusahaan yang gulung tikar karena kekurangan modal. Di negara-negara tertentu, kemajuan ekonominya lambat karena kekurangan barang modal di masyarakat yang bersangkutan.

Banyak proyek pembangunan yang tertunda juga karena terbatasnya modal. Jadi, kelangkaan modal bukan berarti modal yang ada sedikit, tetapi karena adanya ketidakseimbangan akan kebutuhan modal dengan jumlah modal yang tersedia.

4. Sumber Daya Kewirausahaan (Entrepreneurship)
Menurut Soeparman Soemahamidjaja, orang kali pertama yang menggunakan kata “entrepreneurship” adalah Richard Cantillon dalam Essai sur la nature du commerce (1755), sebutan bagi para pedagang yang membeli barang di daerah-daerah dengan menetapkan harga pembelian untuk dijual secara partai besar maupun secara eceran, namun dengan harga yang tidak pasti.

Karakteristik dari seorang entrepreneurship adalah “memikul beban ketidakpastian”. Dalam hubungannya dengan manajemen, entrepreneur dapat diartikan sebagai orang yang memiliki dan menggunakan sumber daya finansial (uang), bahan mentah (materials), dan tenaga kerja untuk menghasilkan produk baru, bisnis proses produksi, atau pengembangan organisasi usaha.

Dengan demikian, seorang entrepreneur memiliki kemampuan untuk menciptakan produk baru dan berbeda dengan menggunakan sumber daya yang ada untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan barang dan jasa. Orang-orang yang memiliki kualitas sebagai entrepreneurship ini jumlahnya terbatas atau langka.

Dampak Kelangkaan Sumber Daya Ekonomi
Terjadinya kelangkaan sumber daya alam menimbulkan dampak terhadap perekonomian di masyarakat. Berikut ini beberapa contoh dampak kelangkaan sumber daya alam terhadap perekonomian:
1. Menurunnya tingkat produksi
Dalam sistem produksi, alam menjadi sebagai salah satu input produksi. Semakin besar sumber daya alam, maka hal ini akan berpengaruh kepada cadangan atau bahan mentah yang akan diproduksi. Namun sebaliknya, jika sumber daya alam yang tersedia semakin berkurang atau langka maka produksi yang dihasilkan semakin sedikit juga.

2. Menurunnya pendapatan masyarakat
Jika suatu perusahaan mengalami penurunan tingkat produksi, maka secara otomatis tenaga kerja yang diperlukan juga sedikit, sehingga hal ini menyebabkan akan terjadinya pemberhentian tenaga keja (PHK). Karena hal ini menyebabkan terjadinya pengangguran atau turunnya pendapatan masyarakat.

3. Meningkatnya harga-harga barang
Tingkat produksi berpengaruh terhadap sumber daya alam yang langka, jika sumber daya alam yang tersedia hanya sedikit, maka barang yang diproduksi pun sedikit juga. Hal ini akan berdampak pada harga barang yang diproduksi tersebut, yaitu kenaikan harga karena barang yang diproduksi hanya sedikit sedangkan permintaan akan barang tersebut lebih besar.

Cara Mengatasi Kelangkaan Sumber Daya Ekonomi
Cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi kelangkaan diantaranya adalah sebagai berikut.
1. Mengadakan Eksplorasi dan Penemuan
Eksplorasi dilakukan untuk mendapatkan sumber daya yang baru, yang belum diketahui atau yang belum pernah didapatkan sebelumnya. Penemuan sumber daya yang baru ini memungkinkan ketersediaan sumber daya alam akan meningkat. Namun pada dasarnya pula akan terjadi pengurangan stok yang tersedia di alam.

2. Kemajuan teknologi
Kemajuan teknologi memungkinkan untuk bisa mengurangi biaya dalam mengelola sumber daya dengan menemukan cara-cara terbaru yang lebih efisien. Dengan secara otomatis tingkat dan jenis teknologi yang sedang dikembangkan ini dapat disesuaikan dengan tingkat kelangkaan sumber daya.

3. Penggunaan substitusi
Dengan sumber daya yang berlimpah dapat dimanfaatkun untuk menjadikannya barang substitusi dari sumber daya yang langka. Jika proses subtitusi sumber daya yang diperbaharui dengan sumber daya yang tidak dapat diperbahurui semakin mudah, maka dampak terhadap proses kelangkaan semakin kecil. Misalnya penggunaan bioenergi sebagai substitusi dari BBM.

4. Pemanfaatan kembali dan daur ulang
Pemanfaatan kembali maksudnya adalah barang-barang yang tidak terpakai lagi oleh seseorang dapat digunakan kembali, dengan syarat masih layak pakai, dapat digunakan dan berfungsi. Sedangkan, daur ulang adalah proses menjadikan suatu barang bekas menjadi barang baru yang dapat menjadi sesuatu yang bernilai dan berguna, hal ini bertujuan untuk mengurangi sampah atau limbah.

Post a Comment

Mohon berkomentar secara bijak dengan bahasa yang sopan dan tidak keluar dari topik permasalahan dalam artikel ini. Dan jangan ikut sertakan link promosi dalam bentuk apapun.
Terimakasih.

emo-but-icon

Home item

Recent Posts