5 Macam Nilai Barang Ekonomi dan Contohnya Lengkap
https://blogips-ekonomi.blogspot.com/2018/04/macam-macam-nilai-barang.html
Advertisement
Baca Juga:
Masih ingatkah kalian, bahasan tentang macam-macam kebutuhan? Manusia dalam memenuhi kebutuhannya itu melakukan kegiatan ekonomi. Dengan melakukan kegiatan ekonomi ini, manusia akan memperoleh penghasilan yang dapat digunakan untuk membeli barang dan jasa melalui kegiatan konsumsi.
Kegiatan mengonsumsi barang dan jasa dimaksudkan dengan tujuan mengurangi atau menghabiskan nilai dan kegunaan barang dan jasa. Contohnya, makan dan minum, berarti menghabiskan nilai guna barang. Sementara, memakai sepatu berarti mengurangi nilai guna barang secara berangsur-angsur dan akhirnya rusak (habis). Jadi apa yang dimaksud konsumsi?
Konsumsi menurut ilmu ekonomi adalah kegiatan mengurangi dan atau menghabiskan secara berangsur-angsur atau sekaligus nilai guna suatu barang dan jasa. Dengan demikian, barang dan jasa yang dikonsumsi tersebut mempunyai nilai guna dan manfaat.
Apa yang Dimaksud dengan Nilai?
Tentunya kalian masih ingat dengan apa yang dimaksud dengan kegunaan (utilitas). Bila kegunaan memiliki arti kemampuan benda untuk memenuhi kebutuhan manusia maka yang dimaksud dengan nilai adalah arti yang diberikan manusia terhadap benda karena benda tersebut dapat dipakai untuk memenuhi kebutuhan manusia atau dapat ditukarkan dengan benda lain. Dari pengertian tersebut, diketahui ada dua macam nilai, yaitu nilai pakai dan nilai tukar.
Pemahaman terhadap nilai pakai dan nilai tukar sudah dikenal sejak zaman Aristoteles, seorang ahli filsafat Yunani. Aristoteles memberi contoh, bahwa sepasang sepatu memiliki nilai pakai dan nilai tukar. Sepatu memiliki nilai pakai, karena sepatu dapat dipakai untuk melindungi kaki. Sepatu pun memiliki nilai tukar karena sepatu dapat ditukar dengan sejumlah gandum.
Nilai Pakai (Value in Use)
Nilai pakai adalah kemampuan suatu barang untuk dapat memuaskan kebutuhan. Misalnya buku pelajaran ekonomi, tas sekolah, buku tulis, beras, tektil, perumahan, dan kendaraan, yang semua mempunyai nilai pakai. Tinggi atau rendahnya nilai pakai barang ditentukan oleh intensitas kebutuhan, tempat dan waktu.
Contohnya baju dingin akan tinggi nilainya jika dibutuhkan di daerah pegunungan yang berhawa dingin, apalagi di waktu musim salju. Nilai pakai ini dibedakan menjadi dua, yaitu nilai pakai subjektif dan nilai pakai objektif.
1. Nilai Pakai Subjektif
Nilai pakai subjektif adalah kemampuan barang untuk dipakai memenuhi kebutuhan hidup bagi setiap individu secara pribadi (untuk diri sendiri). Contohnya, sebuah alat pertukangan seperti palu bagi seorang tukang kayu adalah barang yang sangat berguna dan mempunyai nilai pakai yang tinggi bagi pekerjaannya.
Lain halnya bila digunakan seorang bapak untuk memaku jendela kamar yang rusak, disini palu mempunyai nilai pakai hanya pada saat tertentu saja. Dengan demikian, palu bagi tukang kayu memiliki nilai tukar yang lebih tinggi daripada palu bagi seorang bapak yang memperbaiki jendela rusak.
2. Nilai Pakai Objektif
Nilai pakai objektif adalah kemampuan barang secara umum untuk dipakai memenuhi kebutuhan hidup. Contohnya, baju akan mempunyai nilai pakai yang sama bagi semua orang yaitu dipakai untuk melindungi tubuh, makanan dan minuman mempunyai kemampuan untuk memenuhi kebutuhan pokok manusia. Buku pelajaran bermutu mempunyai kemampuan untuk meningkatkan ilmu pengetahuan.
Nilai Tukar (Value in Exchange)
Nilai tukar ialah kemampuan suatu barang untuk dapat ditukarkan dengan barang lain di pasar. Misalnya: Buku pelajaran ekonomi, tas sekolah, buku tulis, beras, tekstil, tembakau, cengkeh, obat-obatan memiliki nilai tukar. Tinggi atau rendahnya nilai tukar suatu barang ditentukan oleh nilai pakai barang tersebut. Contoh beras memiliki nilai pakai yang lebih besar daripada pasir, sehingga nilai tukar beras lebih tinggi daripada nilai tukar pasir.
Bila suatu barang semakin tinggi nilai pakainya, maka nilai tukarnya juga akan semakin tinggi. Faktor lain yang juga ikut menentukan tinggi atau rendahnya nilai tukar suatu barang adalah faktor persediaan. Makin sedikit persediaan makin tinggi nilai tukarnya. Misalnya: beras, gula pasir, semen, besi baja, dan lain sebagainya. Nilai tukar terdiri dari dua macam, yaitu: nilai tukar subjektif dan nilai tukar objektif.
1. Nilai Tukar Subjektif
Nilai tukar subjektif adalah kemampuan barang untuk ditukar dengan barang lain dan bersifat individualis, artinya bahwa antara orang yang satu dengan yang lain berbeda, tergantung sudut pandang dan kondisi orang yang memiliki barang tersebut (pemiliknya).
Contohnya, orang Asia khususnya Indonesia makanan pokoknya nasi, namun apabila nasi ini ditukar dengan roti atau kentang untuk menggantikan nasi sebagai makanan pokok tentu saja tidak akan mau, sebab nasi sudah menjadi makanan pokok secara turun temurun.
Demikian juga dengan orang Eropa, apabila makanan pokok mereka yaitu roti diganti dengan nasi juga tidak akan mau, walaupun pada dasarnya nasi dan roti sama-sama mengandung karbohidrat yang dibutuhkan oleh tubuh.
2. Nilai Tukar Objektif
Nilai tukar objektif adalah kemampuan suatu barang untuk ditukar dengan barang lain yang berlaku secara umum. Contohnya, pada umumnya orang yang sedang menulis dengan menggunakan bolpoint, tidak keberatan jika diganti dengan spidol. Hampir semua barang yang ada di dalam masyrakat mempunyai nilai tukar objektif, karena setiap manusia tidak membuat sendiri barang-barang yang ia butuhkan.
Semakin maju pembagian kerja dalam masyrakat, makin mudah kita memperoleh barang-barang dengan jalan pertukaran. Maka dengan sendirinya barang-barang tersebut mempunyai nilai tukar objektif. misalnya: mengganti penggunaan bus menjadi taxi. Hal ini terjadi karena bus memiliki nilai tukar objektif dengan taxi.
Berdasarkan penjelasan-penjelasan tentang macam-macam nilai suatu barang, maka secara skematis, nilai barang dapat digambarkan sebagai berikut.
Kesimpulan Tentang Jenis-Jenis Nilai Barang
Nilai pakai adalah nilai yang diberikan kepada suatu benda karena benda tersebut dapat dipakai untuk memenuhi kebutuhan manusia. Adapun yang dimaksud dengan nilai tukar adalah nilai yang diberikan kepada suatu benda karena benda tersebut dapat ditukar dengan benda lain. Nilai pakai terdiri atas nilai pakai objektif dan nilai pakai subjektif.
■ Nilai pakai objektif, yaitu kemampuan yang dimiliki benda karena benda tersebut dapat memenuhi kebutuhan manusia secara umum. (Catatan: nilai pakai objektif = kegunaan/utilitas).
Contoh:
1) Payung dapat dipakai untuk melindungi badan dari hujan.
2) Lemari dapat dipakai untuk menyimpan baju.
■ Nilai pakai subjektif, yaitu arti yang diberikan kepada benda karena benda tersebut dapat dipakai untuk memenuhi kebutuhannya secara khusus.
Contoh:
1) Raket mempunyai nilai pakai yang lebih besar bagi pemain bulutangkis daripada bagi petani.
2) Jala mempunyai nilai pakai yang lebih besar bagi nelayan daripada bagi dokter. Nilai tukar terdiri atas nilai tukar objektif dan nilai tukar subjektif.
■ Nilai tukar objektif, yaitu kemampuan yang dimiliki benda karena benda tersebut dapat ditukar dengan benda yang lain yang berlaku secara umum.
Contoh:
1) Beras dapat ditukar dengan sejumlah jagung.
2) Uang dapat ditukar dengan gula atau dengan barang lain.
■ Nilai tukar subjektif, yaitu arti yang diberikan kepada benda karena benda tersebut dapat ditukar dengan benda yang lain.
Contoh:
1) Menurut pemain bulu tangkis raket dapat ditukarkan dengan Rp400.000,- Tapi menurut petani, raket hanya dapat ditukar dengan uang Rp20.000,-.
2) Menurut kolektor barang antik, sebuah meja kuno Belanda dapat ditukar dengan uang Rp10.000.000,-, tapi menurut seorang nelayan meja tersebut hanya dapat ditukar dengan uang Rp100.000,-.
Paradoks Nilai
Barang yang memiliki nilai tukar yang tinggi seharusnya memiliki nilai pakai yang tinggi pula, begitu juga sebaliknya, akan tetapi pada kenyataannya tidak demikian. Dua nilai yang telah diuraikan di atas berbeda sudut pandangnya sehingga hal ini dapat menyebabkan pertentangan penilaian pada suatu barang yang sama disebut Paradoks nilai Paradoks nilai.
Bisa jadi nilai guna suatu Paradoks nilai barang sangat tinggi, tetapi nilai tukarnya rendah, atau sebaliknya. Seperti pada contoh di atas, air memiliki nilai guna yang sangat tinggi, tetapi nilai tukarnya rendah. Begitu juga dengan berlian yang memiliki nilai guna rendah, tetapi memiliki nilai tukar yang sangat tinggi.