Loading...

Pengertian, Jenis dan Contoh Nilai Tukar & Pakai Barang Ekonomi

Advertisement
Setiap rumah tangga mesti mempunyai pengetahuan yang pasti tentang penghasilan yang diterimanya dalam jangka waktu tertentu, misalnya satu minggu atau satu bulan. Setiap rumah tangga juga mengetahui mengenai barang dan jasa yang ingin dibeli dalam jangka waktu itu.

Masalah yang dihadapi oleh setiap keluarga, juga termasuk keluarga kalian adalah “Bagaimana membelanjakan uang penghasilan yang jumlahnya terbatas untuk barang atau jasa, agar mendapatkan kesejahteraan atau kepuasan yang maksimum”.

Barang atau jasa yang nyata-nyata dibutuhkan oleh setiap keluarga untuk memenuhi kebutuhan, maka barang atau jasa tersebut memiliki “nilai guna” atau ”manfaat” bagi keluarga. Nilai guna atau manfaat suatu barang atau jasa dalam pengertian ekonomi yaitu kemampuan atau daya barang atau jasa dalam memenuhi kebutuhan manusia.
Pengertian, Jenis dan Contoh Nilai Tukar & Pakai Barang Ekonomi
Seseorang memberi nilai terhadap motor, karena dengan motor dapat lebih cepat mencapai tujuan. Motor memiliki daya guna memuaskan kebutuhan. Demikian juga untuk barang-barang atau jasa yang lain, seperti sandang, pangan, papan, obat-obatan, dan lain sebagainya. Semuanya itu memiliki daya guna atau nilai untuk memuaskan kebutuhan manusia.

Nilai suatu barang dapat dibedakan menjadi dua, yaitu nilai pakai (value in use) dan nilai tukar (value in exchange). Nah, pada kesempatan kali ini kita akan membahas tentang pengertian, jenis/macam dan contoh nilai pakai dan nilai tukar suatu barang ekonomi. Silahkan kalian simak baik-baik penjelasan berikut ini.
Pengertian, Jenis dan Contoh Nilai Pakai Barang Ekonomi
Nilai pakai adalah kemampuan suatu barang untuk dapat memuaskan kebutuhan. Misalnya buku pelajaran ekonomi, tas sekolah, buku tulis, beras, tektil, perumahan, dan kendaraan, yang semua mempunyai nilai pakai.

Tinggi atau rendahnya nilai pakai barang ditentukan oleh intensitas kebutuhan, tempat dan waktu. Contohnya baju dingin akan tinggi nilainya jika dibutuhkan di daerah pegunungan yang berhawa dingin, apalagi di waktu musim salju.

Nilai pakai terdiri atas nilai pakai objektif dan nilai pakai subjektif.
 Nilai pakai objektif, yaitu kemampuan yang dimiliki benda karena benda tersebut dapat memenuhi kebutuhan manusia secara umum. (Catatan: nilai pakai objektif = kegunaan/utilitas).
Contoh:
1) Payung dapat dipakai untuk melindungi badan dari hujan.
2) Lemari dapat dipakai untuk menyimpan baju.

 Nilai pakai subjektif, yaitu arti yang diberikan kepada benda karena benda tersebut dapat dipakai untuk memenuhi kebutuhannya secara khusus.
Contoh:
1) Raket mempunyai nilai pakai yang lebih besar bagi pemain bulutangkis daripada bagi petani.
2) Jala mempunyai nilai pakai yang lebih besar bagi nelayan daripada bagi dokter.

Pengertian, Jenis dan Contoh Nilai Tukar Barang Ekonomi

Nilai tukar ialah kemampuan suatu barang untuk dapat ditukarkan dengan barang lain di pasar. Misalnya: Buku pelajaran ekonomi, tas sekolah, buku tulis, beras, tekstil, tembakau, cengkeh, obat-obatan memiliki nilai tukar.

Tinggi atau rendahnya nilai tukar suatu barang ditentukan oleh nilai pakai barang tersebut. Contoh beras memiliki nilai pakai yang lebih besar daripada pasir, sehingga nilai tukar beras lebih tinggi daripada nilai tukar pasir.

Bila suatu barang semakin tinggi nilai pakainya, maka nilai tukarnya juga akan semakin tinggi. Faktor lain yang juga ikut menentukan tinggi atau rendahnya nilai tukar suatu barang adalah faktor persediaan. Makin sedikit persediaan makin tinggi nilai tukarnya. Misalnya: beras, gula pasir, semen, besi baja, dan lain sebagainya.

Nilai tukar terdiri atas nilai tukar objektif dan nilai tukar subjektif.
 Nilai tukar objektif, yaitu kemampuan yang dimiliki benda karena benda tersebut dapat ditukar dengan benda yang lain yang berlaku secara umum.
Contoh:
1) Beras dapat ditukar dengan sejumlah jagung.
2) Uang dapat ditukar dengan gula atau dengan barang lain.

 Nilai tukar subjektif, yaitu arti yang diberikan kepada benda karena benda tersebut dapat ditukar dengan benda yang lain.
Contoh:
1) Menurut pemain bulu tangkis raket dapat ditukarkan dengan Rp400.000,- Tapi menurut petani, raket hanya dapat ditukar dengan uang Rp20.000,-.
2) Menurut kolektor barang antik, sebuah meja kuno Belanda dapat ditukar dengan uang Rp10.000.000,-, tapi menurut seorang nelayan meja tersebut hanya dapat ditukar dengan uang Rp100.000,-.

Teori Nilai Objektif
Perlu kamu ketahui, bahwa dalam teori nilai objektif lebih menitikberatkan pada kaum produsen, sedangkan konsumen lebih cenderung menilai barang dari segi subjeknya, atau siapa yang menilai. Oleh karena itu, teori perilaku konsumen merupakan teori nilai subjektif.

Untuk lebih jelasnya berikut ini akan dibahas mengenai teori nilai objektif beserta tokoh-tokohnya.
1. Teori Nilai Pasar
Menurut Humme dan Locke, nilai suatu barang sangat tergantung pada permintaan dan penawaran barang di pasar.

2. Teori Nilai Biaya Produksi
Teori ini dikemukakan oleh Adam Smith. Menurutnya, nilai suatu barang ditentukan oleh jumlah biaya produksi yang dikeluarkan oleh produsen untuk membuat barang tersebut. Menurutnya, semakin tinggi nilai pakai suatu barang, nilai tukarnya pun juga akan semakin tinggi.

3. Teori Nilai Tenaga Kerja
Menurut David Ricardo, nilai suatu barang ditentukan oleh jumlah biaya tenaga kerja yang diperlukan untuk menghasilkan barang tersebut.

4. Teori Nilai Biaya Reproduksi
Menurut Carey, nilai suatu barang ditentukan jumlah biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan barang itu kembali (biaya reproduksi). Oleh karena untuk menentukan nilai suatu barang tidak berpangkal pada biaya produksi yang pertama kali, tetapi pada biaya produksi yang dikeluarkan sekarang.

5. Teori Nilai Kerja Rata-Rata atau Teori Nilai Lebih
Menurut Karl Marx, tenaga kerja mempunyai nilai tukar dan nilai pakai bagi pengusaha. Dalam hal ini pengusaha harus membayar nilai tukarnya untuk mendapatkan nilai pakainya. Kelebihan nilai pakai atas nilai tukar inilah yang disebut nilai lebih.

Teori Nilai Subjektif
Adapun tokoh-tokoh yang mengemukakan teori nilai subjektif di antaranya sebagai berikut.
1. Herman Henrich Gossen (1854)
Dalam teori nilai subjektif, Gossen mempelajari cara pemuasan kebutuhan yang dikemukakan dalam Hukum Gossen I dan Hukum Gossen II.
 Hukum Gossen I, yaitu hukum kepuasan yang semakin berkurang (law of diminishing utility), yang berbunyi “Jika suatu kebutuhan dipenuhi terus-menerus, maka kenikmatannya makin lama makin berkurang, sehingga akhirnya dicapai rasa kepuasan”.
 Hukum Gossen II, yaitu hukum perata nilai batas atau law of marginal utility, berbunyi “Manusia akan berusaha untuk memenuhi berbagai macam kebutuhannya sampai pada tingkat intensitas yang sama”.

2. Karl Menger
Dalam Teori Nilai Austria, Karl Menger melanjutkan penelitiannya berdasarkan Hukum Gossen dengan membuat daftar kebutuhan konsumen, sehingga konsumen membagi pendapatannya untuk memenuhi berbagai kebutuhan sampai mencapai tingkat intensitas yang harmonis.

3. Von Bohm Bawerk
Teori Von Bohm Bawerk disebut Teori Nilai Batas. Nilai batas adalah nilai yang diberikan kepada barang yang dimilikinya paling akhir atau nilai pemuasan yang paling akhir.

Post a Comment

Mohon berkomentar secara bijak dengan bahasa yang sopan dan tidak keluar dari topik permasalahan dalam artikel ini. Dan jangan ikut sertakan link promosi dalam bentuk apapun.
Terimakasih.

emo-but-icon

Home item

Recent Posts