Loading...

Pengertian, Jenis dan Contoh Masalah Pokok Ekonomi Klasik dan Modern Lengkap

Advertisement
Tentunya kalian sudah mengetahui bahwa macam-macam kebutuhan manusia yang tidak terbatas jumlahnya, dengan alat pemuas kebutuhan yang terbatas jumlahnya sehingga menimbulkan kelangkaan. Dari pernyataan ini timbullah masalah pokok ekonomi yaitu bagaimana dengan sumber-sumber daya yang terbatas, manusia dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya yang banyak dan beraneka ragam itu. Masalah ekonomi ini dihadapi oleh perorangan, keluarga, perusahaan, bangsa, dan negara secara keseluruhan bahkan dunia internasional.

Masalah pokok ekonomi adalah masalah yang timbul sebagai akibat dari ketidakseimbangan antara keinginan manusia untuk mendapatkan barang dan jasa dengan kemampuan faktor-faktor produksi menghasilkan barang dan jasa.

Dengan demikian, manusia harus selalu memikirkan upaya-upaya yang harus dilakukan dalam memecahkan masalah ekonomi yang dihadapinya tersebut. Adapun masalah pokok ekonomi manusia dapat ditinjau dari segi aliran atau teori klasik dan dari segi teori modern. Berikut ini macam-macam masalah pokok ekonomi klasik dan modern.
Pengertian, Jenis dan Contoh Masalah Pokok Ekonomi Klasik dan Modern Lengkap

Masalah Pokok Ekonomi Menurut Teori Klasik
Pada tahun 1870 berkembang teori ekonomi klasik yang di perintis oleh Adam Smith. Para penganut teori tersebut mengutarakan bahwa permasalahan ekonomi adalah satu kesatuan proses yang terdiri dari produksi, distribusi, konsumsi. Menurut teori klasik, tiga masalah pokok ekonomi meliputu masalah produksi, masalah distribusi dan masalah konsumsi. Berikut ini penjelasan ketiga masalah ekonomi klasik tersebut.
1. Masalah Produksi
Produksi artinya menghasilkan barang atau jasa yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Kebutuhan manusia merupakan tujuan sekaligus motivasi untuk melakukan kegiatan produksi. Namun, tidak semua kebutuhan manusia dapat terpenuhi. Kebutuhan manusia akan terpenuhi apabila ia mengonsumsi barang atau jasa sesuai yang dibutuhkan.

Padahal barang/jasa hanya akan tersedia untuk mencukupi kebutuhan apabila diproduksikan. Proses untuk memproduksi barang/jasa memerlukan sumber-sumber ekonomi, baik sumber daya alam, sumber daya manusia, maupun sumber daya modal serta keterampilan pengusaha (entrepreneurship).

2. Masalah Distribusi
Distribusi adalah menyalurkan barang/jasa hasil produksi kepada konsumen. Untuk dapat menyalurkan barang/jasa tersebut dapat dilakukan secara langsung maupun melewati perantara dalam perdagangan. Distribusi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu sebagai berikut.
 Distribusi langsung, artinya menyalurkan barang dari produsen langsung kepada konsumen tanpa melewati perantara. Contohnya seorang penjual martabak memproduksi sendiri dan langsung menjual dagangannya kepada pembeli (konsumen).
 Distribusi tidak langsung, artinya menyalurkan barang dari produsen kepada konsumen melalui perantara. Misalnya melalui pedagang besar (grosir), pedagang kecil (retailer), agen, makelar, komisioner, eksportir, importir, dan penyalur-penyalur yang lainnya.

Distribusi mempunyai tiga fungsi, yaitu fungsi pertukaran, penyediaan fisik, dan penunjang. Adapun faktor yang mempengaruhi saluran distribusi adalah pasar barang, perusahaan dan kebiasaan pembeli.

3. Masalah Konsumsi
Konsumsi adalah menggunakan atau memanfaatkan barang yang dihasilkan oleh produsen. Untuk melakukan kegiatan konsumsi dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu:
 Faktor intern, meliputi sikap, kepribadian, motivasi diri, pendapatan seseorang, selera, dan watak (karakter).
 Faktor ekstern, meliputi kebudayaan, adat istiadat, lingkungan masyarakat, status sosial, keluarga, dan pemerintah.

Masalah Pokok Ekonomi Menurut Teori Modern
Paul A. Samuelson (2001), seorang ahli ekonomi dari Amerika mengemukakan tiga permasalahan pokok yang dihadapi dalam perekonomian, yaitu sebagai berikut.

1. Barang dan Jasa Apa yang Diproduksi dan Berapa Banyak (What)?

Pertanyaan tersebut mengarah pada jenis dan jumlah barang dan jasa yang harus diproduksi dalam perekonomian karena sumber daya (faktor produksi) bersifat langka. Tidak ada perekonomian yang dapat memproduksi barang dan jasa sebanyak yang diinginkan oleh semua anggota masyarakat.

Tambahan satu barang atau jasa tertentu biasanya berarti penurunan barang dan jasa lainnya. Oleh karena itu, setiap masyarakat harus memilih secara tepat barang dan jasa apa yang harus diproduksi dan berapa banyak barang dan jasa diproduksi.

2. Bagaimana Barang dan Jasa Diproduksi dan Oleh Siapa (How)?
Pertanyaan tersebut mengacu kepada pilihan cara produksi dan pelaku produksi. Untuk menjawab pertanyaan ini diperlukan keberpihakan kepada mayoritas rakyat dengan tetap memerhatikan kemajuan ekonomi negara secara keseluruhan. Pilihan cara produksi meliputi jenis faktor produksi dan teknik produksi yang digunakan.

Untuk pilihan faktor produksi, di negara yang kaya sumber daya tenaga kerja pilihan jatuh kepada produksi padat karya, yaitu memproduksi barang dan jasa dengan mengoptimalkan tenaga kerja (SDM). Adapun di negara yang kaya akan sumber daya modal, pilihan jatuh kepada produksi padat modal, yaitu memproduksi barang dan jasa dengan mengandalkan modal yang sangat besar.

Begitu pula dalam hal pemilihan teknologi. Misalnya, dalam pengerjaan persawahan, di negara maju pilihan jatuh kepada teknologi modern (traktor mesin), sedangkan di negara berkembang pilihan jatuh kepada teknologi sederhana (cangkul atau bajak) atau teknologi madya (traktor tangan).

Di samping itu, untuk pilihan “oleh siapa?”, kegiatan produksi sudah seharusnya diserahkan kepada rakyat mayoritas, sehingga semua orang berkesempatan untuk terlibat dalam kegiatan produksi dan menikmati hasil produksi.

3. Untuk Siapa Barang dan Jasa itu Diproduksi (for Whom)?
Pertanyaan ini merupakan pertanyaan terpenting dalam memecahkan masalah pokok ekonomi. Sekali lagi diperlukan keberpihakan kepada mayoritas rakyat dengan tetap memerhatikan kemajuan ekonomi negara secara keseluruhan. Barang dan jasa yang diproduksi harus merupakan kebutuhan utama serta terjangkau oleh daya beli mayoritas rakyat.

Ketiga masalah di atas termasuk ke dalam ruang lingkup ekonomi mikro. Ahli ekonomi lain seperti Richard Lipsey (1992), menambahkan beberapa permasalahan ekonomi yang lebih bersifat makro, yaitu sebagai berikut.
A. Tingkat Pengangguran dan Laju Inflasi
Dengan mengambil pelajaran dari negara-negara maju di era depresi besar (Amerika Serikat, Perancis, dan Jerman), tingginya tingkat pengangguran dan laju inflasi merupakan dua masalah besar yang biasanya dihadapi oleh sebuah perekonomian.

Jika dalam jangka panjang kedua masalah tersebut tidak diatasi, biasanya akan berpengaruh terhadap aspek-aspek kehidupan yang lebih luas bukan hanya ekonomi, tetapi juga sosial politik, dan hukum. Untuk mengatasinya diperlukan intervensi kebijakan pemerintah yang tepat, baik melalui kebijakan fiskal maupun moneter.

B. Kapasitas Produksi
Kapasitas produksi merupakan jumlah output yang dihasilkan suatu unit usaha. Kapasitas untuk menghasilkan komoditas dalam rangka memuaskan keinginan manusia berkembang pesat di beberapa negara, mengalami perlambatan, bahkan penurunan di beberapa negara lain.

Kapasitas produksi ini tentu saja berkaitan dengan tingkat pendapatan nasional suatu negara. Tidak adanya peningkatan kapasitas produksi yang cukup, mencerminkan rendahnya pendapatan nasional. Jika demikian suatu negara akan mengalami berbagai hambatan dalam pembangunan ekonomi.

Post a Comment

Mohon berkomentar secara bijak dengan bahasa yang sopan dan tidak keluar dari topik permasalahan dalam artikel ini. Dan jangan ikut sertakan link promosi dalam bentuk apapun.
Terimakasih.

emo-but-icon

Home item

Recent Posts