Pengertian Pendekatan Kardinal Pada Perilaku Konsumen dan Contohnya
https://blogips-ekonomi.blogspot.com/2018/04/pendekatan-kardinal-perilaku-konsumen.html
Advertisement
Baca Juga:
Akibat adanya keterbatasan pendapatan dan keinginan untuk mengonsumsi barang dan jasa sehingga diperoleh kepuasan maksimal, maka muncul perilaku konsumen. Perilaku konsumen pada dasarnya menjelaskan bagaimana konsumen mendayagunakan sumber daya yang ada (uang) dalam memuaskan keinginan atau kebutuhan dari suatu atau beberapa produk.
Dalam teori perilaku konsumen terdapat dua pendekatan utama untuk melakukan analisis mengenai perilaku konsumen dalam menikmati barang atau jasa untuk memuaskan kebutuhannya. Dua pendekatan tersebut adalah pendekatan kardinal dan pendekatan ordinal. Nah, pada kesempatan kali ini kita akan membahas pendekatan kardinal terhadap perilaku konsumen. Silakan kalian simak baik-baik penjelasan berikut ini.
Pengertian dan Contoh Pendekatan Kardinal (Cardinal Approach)
Pendekatan kardinal merupakan gabungan dari beberapa pendapat para ahli ekonomi aliran subjektif seperti Herman Heinrich Gossen (1854), William Stanley Jevons (1871), dan Leon Walras (1894). Pendekatan kardinal dapat dianalisis dengan menggunakan konsep utilitas marjinal (marginal utility). Asumsi dalam pendekatan ini antara lain:
■ Konsumen bertindak rasional (ingin memaksimalkan kepuasan sesuai dengan batas anggarannya).
■ Pendapatan konsumen tetap.
■ Uang memiliki nilai subjektif yang tetap.
Menurut pendekatan kardinal, utilitas suatu barang dan jasa dapat diukur dengan satuan util. Contoh, sebuah raket akan lebih berguna bagi pemain tenis dari pada pemain sepak bola. Namun bagi pemain sepak bola, bola akan lebih berguna daripada raket.
Beberapa konsep mendasar yang berkaitan perilaku konsumen melalui pendekatan kardinal adalah konsep utilitas total (total utility) dan utilitas marjinal (marginal utility). Utilitas total adalah yang dinikmati konsumen dalam mengonsumsi sejumlah barang atau jasa tertentu secara keseluruhan.
Adapun utilitas marjinal adalah pertambahan utilitas yang dinikmati oleh konsumen dari setiap tambahan satu unit barang dan jasa yang dikonsumsi. Sampai pada titik tertentu, semakin banyak unit komoditas yang dikonsumsi oleh individu, akan semakin besar kepuasan total yang diperoleh.
Meskipun utilitas total meningkat, namun tambahan (utilitas) yang diterima dari mengonsumsi tiap unit tambahan komoditas tersebut biasanya semakin menurun. Hal tersebut yang mendasari hukum utilitas marjinal yang semakin berkurang (the law of diminishing marginal utility).
Menurut hukum ini jumlah tambahan utilitas yang diperoleh konsumen akan semakin menurun dengan bertambahnya konsumsi dari barang atau jasa tersebut. Hukum tersebut diperkenalkan pertama kali oleh H.H. Gossen (1810–1858), seorang ahli ekonomi dan matematika Jerman, dan selanjutnya hukum ini dikenal dengan nama Hukum Gossen I.
Sebagai contoh, jika Anda dalam keadaan haus, segelas teh manis atau dingin akan terasa sangat menyegarkan, gelas kedua masih terasa segar, sampai gelas ketiga mungkin Anda merasa kekenyangan bahkan mual. Contoh di atas memperlihatkan turunnya utilitas total sampai pada tingkat tertentu.
Contoh tersebut akan lebih jelas dengan menggunakan data kuantitatif seperti pada tabel di bawah ini.
Kuantitas Barang yang Dikonsumsi
(unit)
|
Total Utility (TU)
(util)
|
Marginal Utility (MU)
(util)
|
0
|
0
|
-
|
1
|
4
|
4
|
2
|
7
|
3
|
3
|
9
|
2
|
4
|
10
|
1
|
Dari tabel di atas, terlihat bahwa utilitas total (TU) meningkat sejalan dengan kenaikan konsumsi, akan tetapi dengan laju pertumbuhan yang semakin menurun. Adapun utilitas marjinal (MU) semakin menurun sejalan dengan adanya kenaikan konsumsi.
Jika seseorang mengonsumsi dua unit barang, utilitas marjinalnya adalah 7 – 4 = 3 util, dan jika mengonsumsi tiga unit barang, utilitas marjinalnya adalah 9 – 7 = 2 util, begitu seterusnya. Tabel di atas dapat digambarkan dalam bentuk kurva, yaitu sebagai berikut.
Dari Kurva di atas, terlihat bahwa utilitas total meningkat seiring dengan bertambahnya konsumsi, akan tetapi dengan proporsi yang semakin menurun. Adapun utilitas marjinal dari setiap tambahan barang akan menurun sejalan dengan meningkatnya konsumsi.
Selanjutnya kebutuhan manusia tidak hanya terdiri atas satu atau dua kebutuhan, tetapi berbagai jenis kebutuhan. Oleh karena itu, bagaimana manusia dapat mengatur kebutuhannya untuk memuaskan kebutuhan atas berbagai jenis barang atau jasa?
Gossen menjelaskan bahwa konsumen akan memuaskan kebutuhan yang beragam tersebut sampai memiliki tingkat intensitas yang sama. Dengan tegas, Gossen menyatakan bahwa konsumen akan melakukan konsumsi sedemikian rupa sehingga rasio antara utilitas marjinal dan harga setiap barang atau jasa yang dikonsumsi besarnya sama. Selanjutnya, pernyataan ini dikenal dengan Hukum Gossen II.
Hukum Gossen II menunjukkan adanya upaya setiap orang untuk memprioritaskan pemenuhan kebutuhannya berbanding harga barang hingga memperoleh tingkat optimalisasi konsumsinya.
Dengan tingkat pendapatan tertentu seorang konsumen akan berusaha mendapatkan kombinasi berbagai macam kebutuhan hingga rasio antara utilitas marjinal (MU) dan harga sama untuk semua barang atau jasa yang dikonsumsinya.
Kesimpulan
■ Utilitas suatu barang atau jasa dapat dianalisis dengan menggunakan dua pendekatan, yaitu pendekatan kardinal dan pendekatan ordinal.
■ Menurut pendekatan kardinal, utilitas suatu barang dan jasa dapat diukur dengan satuan util dan tinggi rendahnya utilitas hanya dapat diukur oleh orang yang bersangkutan.
■ Utilitas total adalah utilitas yang dinikmati konsumen dalam mengonsumsi sejumlah barang atau jasa tertentu secara keseluruhan.
■ Utilitas marjinal adalah pertambahan utilitas yang dinikmati oleh konsumen dari setiap tambahan barang dan jasa yang dikonsumsi.
■ Menurut pendekatan ordinal, utilitas suatu barang tidak perlu diukur, cukup untuk diketahui dan konsumen mampu membuat urutan tinggi rendahnya utilitas yang diperoleh dari mengon sumsi sejumlah barang atau jasa.
■ Menurut Hukum Gossen I, jumlah tambahan utilitas yang diperoleh konsumen akan semakin menurun dengan bertambahnya konsumsi dari barang atau jasa tersebut.
■ Menurut Hukum Gossen II, konsumen akan melakukan konsumsi sedemikian rupa sehingga rasio utilitas marjinal harga setiap barang atau jasa yang dikonsumsi besarnya sama.