Teori Perilaku Konsumen Menurut Engel, Keynes dan Gossen Serta Contohnya
https://blogips-ekonomi.blogspot.com/2018/05/teori-perilaku-konsumen-engel-keynes-gossen.html
Advertisement
Baca Juga:
Bila kita perhatikan di kehidupan nyata konsumen dalam membeli barang dan jasa, ternyata dipengaruhi oleh beberapa faktor. Contohnya, bila harga barang dan jasa sedang naik, konsumen cenderung mengurangi pembelian. Dan bila harga barang dan jasa turun, konsumen cenderung menambah pembelian. Mengapa bisa terjadi demikian?
Karena untuk membeli barang dan jasa tersebut, konsumen sangat bergantung pada pendapatan yang dimiliki. Bila pendapatan tetap, lalu terjadi kenaikan harga, umumnya konsumen akan mengurangi pembelian terutama pada kebutuhan-kebutuhan yang tidak pokok. Sebaliknya bila harga turun, konsumen akan cenderung menambah pembeliannya.
Lalu, bagaimana perilaku konsumen bila pendapatannya semakin bertambah? Apakah konsumen akan menghabiskan seluruh pendapatannya untuk berkonsumsi? Apakah tidak terpikirkan oleh konsumen untuk menabung? Dan bagaimana pula bila terjadi penurunan pendapatan? Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, berikut teori-teori ekonomi yang membahas serba-serbi perilaku konsumen.
#1 Teori Perilaku Konsumen Menurut Engel
Engel, seorang sarjana ekonomi Jerman menyatakan: “Semakin kecil pendapatan, semakin besar bagian pendapatan itu ditujukan untuk konsumsi. Dan sebaliknya, semakin besar pendapatan, semakin besar bagian pendapatan itu ditujukan untuk tabungan.” Oleh karena itu, tidak heran bila orang kaya akan semakin kaya dan orang miskin menjadi semakin miskin.
Karena orang kaya semakin besar tabungannya, sedangkan orang miskin tidak punya kesempatan menabung, bahkan mereka harus berutang untuk memenuhi konsumsinya. Selain itu, menurut pengalaman di sejumlah negara maju, jumlah tabungan orang kaya selalu bertambah tidak hanya dalam bentuk jumlah uang, tapi juga bertambah dalam bentuk persentase dari total pendapatan.
Untuk lebih jelasnya, hubungan antara pendapatan, konsumsi, dan tabungan akan dijelaskan dengan tabel berikut.
Tabel Hubungan Pendapatan, Konsumsi, dan Tabungan (Dalam Ribu Rupiah)
No.
|
Pendapatan
(Y)
|
Konsumsi
(C)
|
Tabungan
(S)
|
Bagian Konsumsi
C/Y
|
Bagian Tabungan
S/Y
|
1.
|
300
|
300
|
0
|
100%
|
0%
|
2.
|
300
|
350
|
0
|
100%
|
0%
|
3.
|
400
|
370
|
30
|
93%
|
7%
|
4.
|
450
|
400
|
50
|
89%
|
11%
|
5.
|
500
|
425
|
75
|
85%
|
15%
|
6.
|
550
|
455
|
95
|
83%
|
17%
|
7.
|
600
|
485
|
115
|
81%
|
19%
|
8.
|
1050
|
520
|
530
|
50%
|
50%
|
9.
|
1200
|
580
|
620
|
48%
|
52%
|
10.
|
1450
|
600
|
850
|
41%
|
59%
|
11.
|
2600
|
750
|
1850
|
29%
|
71%
|
12.
|
4850
|
1050
|
3800
|
22%
|
78%
|
Dari tabel di atas diketahui suatu keluarga dengan pendapatan Rp300.000 akan menghabiskan seluruh pendapatannya untuk konsumsi. Ketika pendapatan naik menjadi Rp350.000, keluarga tersebut juga menghabiskannya untuk konsumsi. Saat pendapatan menjadi Rp400.000 barulah keluarga tersebut mampu menabung sebesar Rp30.000. Demikian seterusnya, semakin bertambah pendapatan, bagian pendapatan yang digunakan untuk konsumsi akan semakin berkurang.
Adapun bagian pendapatan yang digunakan untuk tabungan menjadi semakin bertambah. Dan bila kalian perhatikan secara teliti, tampak bahwa bagian pendapatan yang digunakan untuk tabungan tidak hanya bertambah dalam bentuk kuantitas atau jumlah (dari Rp0,- sampai dengan Rp3.800.000,-) tapi juga bertambah dalam bentuk persentase (dari 0% sampai dengan 78%).
#2 Teori Perilaku Konsumen Menurut Keynes
Bila dikatakan dengan pendapatan, konsumsi adalah bagian pendapatan yang dibelanjakan untuk kebutuhan konsumsi. Adapun tabungan adalah bagian pendapatan yang disimpan atau tidak dibelanjakan. Oleh karena itu, besar pendapatan sama dengan besar konsumsi ditambah besar tabungan.
Bisa ditulis Y = C + S
Keterangan:
Y = pendapatan
C = konsumsi
S = tabungan
Keynes seorang ahli ekonomi, mengemukakan bahwa “Setiap pertambahan pendapatan akan menyebabkan pertambahan konsumsi dan pertambahan tabungan”.
Bisa ditulis ∆Y = ∆C + ∆S
Keterangan:
∆Y = pertambahan pendapatan
∆C = pertambahan konsumsi
∆S = pertambahan tabungan
Untuk memahami rumus tersebut, perhatikan contoh berikut.
Contoh Soal:
1. Andini memiliki pendapatan Rp1.000.000,-
Dibelanjakan untuk konsumsi Rp700.000,-
Berapakah tabungan Andini?
Jawab:
Tabungan Andini = S
=> Y = C + S
Rp1.000.000,- = Rp700.000,- + S
S = Rp1.000.000,- – Rp700.000,-
S = Rp300.000,-
Jadi, tabungan Andini adalah Rp300.000,-
2. Ketika pendapatan Dani Rp600.000,-, jumlah konsumsinya Rp400.000,- dan tabungannya Rp200.000,-. Ketika pendapatan naik menjadi Rp1.000.000,-, jumlah konsumsinya Rp700.000,- dan tabungan Rp300.000,-.
a. Berapakah pertambahan pendapatan (∆Y)?
b. Berapakah pertambahan konsumsi (∆C)?
c. Berapakah pertambahan tabungan (∆S)?
d. Buktikanlah bahwa ∆Y = ∆C + ∆S
Jawab:
a. ∆Y = Rp1.000.000,- – Rp600.000,- = Rp400.000,-
b. ∆C = Rp700.000,- – Rp400.000,- = Rp300.000,-
c. ∆S = Rp300.000,- – Rp200.000,- = Rp100.000,-
d. ∆Y = ∆C + ∆S
Rp400.000,- = Rp300.000,- + Rp100.000,-
Jadi, terbukti bahwa ∆Y = ∆C + ∆S
#3 Teori Perilaku Konsumen Menurut Gossen
Umumnya konsumen akan berusaha memenuhi atau memuaskan semua kebutuhannya sebaik mungkin, baik secara vertikal maupun horizontal. Pemuasan kebutuhan secara vertikal adalah pemuasan kebutuhan terhadap satu jenis barang, sedangkan pemuasan horizontal adalah pemuasan kebutuhan pada berbagai jenis barang.
Sikap manusia dalam mengonsumsi barang diterangkan oleh Herman Heinrich Gossen, seorang ahli ekonomi Jerman dengan hukumnya sebagai berikut.
Hukum Gossen I yang disebut Hukum Guna Marginal yang Terus Menurun: “Bila jumlah barang yang dikonsumsi pada waktu tertentu terus ditambah, maka guna total yang diperoleh akan bertambah, tetapi guna marginal akan semakin berkurang. Bahkan bila konsumsi terus dilakukan, guna total akan menurun dan guna marginal menjadi nol, bahkan di bawah nol.”
Hukum tersebut bisa dijelaskan dengan tabel dan keterangan berikut.
Jumlah gelas
Yang diminum
|
Guna Total
(Total Utility)
|
Guna Marjinal
(Marginal Utility)
|
0
|
0
|
0
|
1
|
30
|
30
|
2
|
50
|
20
|
3
|
65
|
15
|
4
|
65
|
0
|
5
|
55
|
-10
|
6
|
55
|
-20
|
Keterangan:
a. Guna total (total utility) adalah seluruh guna yang diperoleh saat mengonsumsi sejumlah barang
b. Guna marginal (marginal utility) adalah tambahan guna yang disebabkan adanya tambahan barang yang dikonsumsi.
c. Utility di sini diartikan sebagai guna.
Berdasar tabel di atas, diceritakan seseorang sedang menikmati es jus pada siang yang panas. Saat minum jus gelas pertama orang tersebut merasakan guna yang amat besar. Karena merasa nikmat, dia minum jus gelas kedua, ketiga, dan seterusnya.
□ Minum jus gelas pertama memberikan guna total 30 dan guna marginal 30 (30-0).
□ Minum jus gelas kedua memberikan guna total 50 dan guna marginal 20 (50-30).
□ Minum jus gelas ketiga memberikan guna total 65 dan guna marginal 15 (65-50).
□ Minum jus gelas keempat memberikan guna total 65 dan guna marginal 0 (65–65).
□ Minum jus gelas kelima memberikan guna total 55 dan guna marginal – 10 (55–65).
□ Minum jus gelas keenam memberikan guna total 35 dan guna marginal –20 (35–55).
Jadi, memang betul bila kebutuhan pada barang dipuaskan secara terus-menerus, awalnya akan memberikan guna total yang semakin bertambah (mulai 30, naik menjadi 50, naik lagi menjadi 65), tetapi guna marginal yang didapat akan semakin menurun (dari 30 turun menjadi 20, turun lagi menjadi 15).
Kemudian mulai titik tertentu, guna total yang didapat juga mulai berkurang (yaitu mulai titik 65) sehingga guna marginal yang diperoleh juga semakin berkurang (menjadi 0, lalu turun lagi menjadi –10, dan seterusnya). Apabila tabel itu dilukiskan dalam bentuk kurva, akan tampak sebagai berikut:
Dari kurva guna total terlihat bahwa guna total akan naik terus sampai pada titik tertentu, kemudian menurun. Dari kurva guna marginal tampak bahwa guna marginal semakin lama menurun sampai titik nol dan bahkan di bawah nol. Hukum Gossen I disebut pula Hukum Guna Vertikal karena hanya membahas pemuasan terhadap satu barang saja.
Setelah membahas hukum Gossen I, berikut kita bahas Hukum Gossen II yang berbunyi: “Manusia akan berusaha memenuhi bermacam-macam kebutuhannya sampai pada tingkat intensitas yang sama.”
Contohnya: bila kita memiliki sejumlah uang, kita cenderung menggunakan uang tersebut untuk membeli bermacam-macam barang dan jasa, sehingga semua kebutuhan kita dapat terpenuhi secara seimbang. Hukum Gossen II disebut pula Hukum Guna Horizontal karena membahas pemuasan terhadap bermacam-macam barang.