Loading...

Investasi : Pengertian, Fungsi, Faktor yang Mempengaruhi, Permintaan, Kriteria, dan Cara Menghitung Nilai

Advertisement

 1. Pengertian Investasi


Sri Mulyani ndrawati (1988), mendefinisikan investasi sebagai penambahan fasilitas produksi maupun stok modal dalam jangka waktu tertentu, biasanya tahunan.


Sadono Sukirno (2000), mendefinisikan investasi sebagai pengeluaran pengeluaran untuk membeli barang modal yang akan digunakan untuk memproduksi barang dan jasa di masa depan.


Investasi merupakan pengeluaran modal untuk pembelian aset (asset) fisik seperti pabrik, mesin, peralatan, dan persediaan, yaitu investasi fisik atau rill. Dalam analisis ekonomi, istilah investasi khususnya dihubungkan dengan investasi fisik.


Investasi fisik dapat berupa barang modal (pabrik dan peralatan), bangunan, dan persediaan barang (inventory). Sehingga investasi dapat didefinisikan sebagai pengeluaran atau konsumsi untuk meningkatkan stok barang modal (capital stock) yang baru. Stok barang modal di nilai dengan uang yaitu:


Stok Barang Modal = Qm x Pm


Keterangan:

Qm = jumlah barang modal

Pm = harga barang modal per unit


Pertambahan jumlah barang modal ini memungkinkan perekonomian tersebut menghasilkan lebih banyak barang dan jasa pada masa yang akan datang. Ada kalanya penanaman modal dilakukan untuk menggantikan barang barang modal yang lama dan perlu didepresiasiakan. Yang digolongkan sebagai investasi adalah sebagai berikut.


a. Pembelian berbagai jenis modal, yaitu mesin mesin dan peralatan produksi lainnya untuk mendirikan berbagai jenis industri dan perusahaan.


b. Pengeluaran untuk mendirikan rumah tempat tinggal, bangunan kantor, bangunan pabrik dan bangunan bangunan lainnya.


c. Pertambahan nilai stok barang barang yang belum terjual, bahan mentah dan barang yang jadi dalam proses produksi pada akhir tahun penghitungan pendapatan nasional.


Jumlah dari ketiga jenis komponen investasi tersebut dinamakan investasi bruto, yaitu meliputi investasi untuk menambah kemampuan produksi dalam perekonomian dan mengganti barang modal yang telah didepresiasikan. Apabila investasi bruto dikurangi oleh nilai depresiasi maka akan didapat investasi neto.


2. Fungsi Investasi


Fungsi investasi menggambarkan hubungan antara tambahan investasi dan tingkat keuntungan yang diharapkan. Fungsi investasi dapat digambarkan melalui kurva MEC (Marginal Eficiency of Capital). MEC atau efisiensi modal marjinal adalah tingkat pengembalian yang diharapkan (expected rate of return) dari setiap tambahan barang modal.


Konsep MEC merupakan konsep yang pertama kali diperkenalkan oleh John Maynard Keynes dalam bukunya General Theory (1936). Fungsi investasi dipandang sejenis dengan kurva permintaan. Semakin rendah tingkat bunga (biaya investasi), semakin besar tambahan barang modal (investasi).


Sebaliknya, semakin tinggi tingkat bunga (biaya peminjaman), semakin kecil tambahan barang modal. Jika tingkat pengembalian yang diharapkan lebih besar dari tingkat suku bunga, permintaan investasi akan meningkat. Sebaliknya, jika tingkat pengembalian yang diharapkan lebih rendah dari tingkat suku bunga, tingkat investasi akan menurun.


Istilah MEC kemudian diganti dengan nama MEI (Marginal Eficiency of Investment) karena yang dimaksud bukan jumlah modal, tetapi kenaikan atau tambahan modal. Marginal diartikan sebagai tambahan investasi baru, dan eficiency berarti dapat menghasilkan keuntungan yang diharapkan.


Dengan menggunakan konsep marginal eficiency dari investasi tersebut, dapat diketahui bahwa terdapat hubungan berbanding terbalik (korelasi negatif) antara tingkat suku bunga dan jumlah investasi ( permintaan investasi) yang akan dilakukan pada suatu periode tertentu. Hal tersebut dapat dilihat dalam Kurva berikut ini :


Investasi : Pengertian, Fungsi, Faktor yang Mempengaruhi, Permintaan, Kriteria, dan Cara Menghitung Nilai

Perhatikan Kurva di atas Titik A menggambarkan pada suku bunga r0 sebanyak I0 investasi akan dilakukan perusahaan perusahaan dalam perekonomian. Hal tersebut menunjukkan bahwa pada waktu yang sama, nilai investasi untuk melaksanakan suatu proyek yang memberikan tingkat pengembalian yang diharapkan (expected return) setidak tidaknya sama dan melebihi r0 adalah I0.


Pada titik B menunjukkan bahwa pengurangan suku bunga dari r0 menjadi r1 menyebabkan investasi perusahaan dalam perekonomian meningkat dari I0 menjadi I1. Hal tersebut menunjukkan bahwa pada waktu yang sama, nilai investasi untuk melaksanakan suatu proyek yang memberikan tingkat pengembalian yang diharapkan (expected return) setidak tidaknya sama dan melebihi r1 adalah I1.


3. Faktor Faktor yang Memengaruhi Tingkat Investasi


a. Tingkat keuntungan yang diramalkan akan diperoleh


Semakin besar tingkat keuntungan yang diramalkan akan diperoleh maka akan semakin tinggi investasi yang ditanamkan. Sebaliknya, semakin rendah tingkat keuntungan yang diramalkan akan diperoleh, akan semakin rendah investasi yang ditanamkan.


b. Biaya Investasi


Tingkat biaya investasi ditentukan oleh tingkat bunga pinjaman. Makin tinggi tingkat bunganya, maka biaya investasi makin mahal. Hal tersebut akan mengurangi minat investasi. Hal lain yang memengaruhi tingkat biaya investasi adalah masalah kelembagaan, contohnya prosedur izin yang berbelit belit dan lama. Jadi, walaupun tingkat bunga rendah tetapi jika prosedur izinnya sulit tetap saja tingkat investasi akan turun.


c. Ramalan mengenai keadaan perekonomian di masa depan


Keuntungan yang diperoleh dari investasi dipengaruhi oleh keadaan perekonomian, baik perekonomian masa sekarang maupun masa depan. Oleh karena itu, bila keadaan perekonomian di masa depan diramalkan sangat baik maka investor akan bersemangat melakukan investasi sehingga jumlah investasi akan meningkat.


Sebaliknya, bila keadaan perekonomian di masa depan diramalkan buruk maka investor tidak bersemangat melakukan investasi sehingga jumlah investasi akan menurun.


d. Tingkat Suku Bunga


Tingkat suku bunga pinjaman adalah biaya investasi yang paling menentukan. Semakin tinggi tingkat bunga pinjaman, biaya investasi semakin mahal. Akibatnya, minat atau permintaan masyarakat untuk berinvestasi akan menurun.


e. Kemajuan teknologi


Kegiatan para pengusaha dalam menggunakan teknologi yang baru dikembangkan di dalam kegiatan produksi atau manajemen dinamakan pembaruan atau inovasi. Semakin banyak perkembangan teknologi yang dibuat, semakin banyak pula kegiatan pembaruan yang akan dilakukan oleh para pengusaha.


Untuk melaksanakan pembaruan pembaruan, para pengusaha harus membeli barang barang modal yang baru. Makin banyak pembaruan yang akan dilakukan, makin tinggi tingkat investasi yang akan tercapai.


f. Tingkat pendapatan nasional


Pendapatan nasional yang tinggi akan memperbesar pendapatan masyarakat. Pendapatan masyarakat yang besar akan meningkatkan permintaan terhadap barang dan jasa. Peningkatan permintaan terhadap barang dan jasa akan mendorong investor melakukan investasi untuk memenuhi peningkatan permintaan tersebut.


Dengan demikian, dapatdisimpulkan bahwa semakin tinggi pendapatan akan semakin tinggi jumlah investasi.


g. Keuntungan perusahaan


Semakin besar keuntungan yang diperoleh perusahaan akan memberi kesempatan yang lebih banyak kepada pengusaha untuk memperluas usaha. Dalam rangka memperluas usaha maka perlu dilakukan investasi. Dengan demikian, semakin besar keuntungan perusahaan, akan semakin besar jumlah investasi.


h. Tingkat Pengembalian yang Diharapkan


Seseorang atau perusahaan akan melakukan investasi pada masa sekarang dengan harapan memperoleh keuntungan di masa mendatang. Tingkat pengembalian yang diharapkan sangat dipengaruhi oleh kondisi internal dan eksternal sebuah perusahaan.


1) Kondisi internal perusahaan antara lain tingkat efisiensi perusahaan dalam berproduksi, kualitas SDM, dan tingkat teknologi yang digunakan. Artinya, semakin tinggi ketiga aspek tersebut, semakin tinggi tingkat pengembalian yang diharapkan, semakin tinggi pula permintaan untuk berinvestasi.


2) Kondisi eksternal perusahaan antara lain menyangkut kondisi secara makro baik bidang ekonomi sosial maupun politik. Jika perkiraan tentang masa depan ekonomi, sosial, politik nasional, dan internasional optimis, biasanya tingkat investasi meningkat karena tingkat pengembalian yang diharapkan dari investasi dapat dinaikkan.


Selain itu, kebijakan pemerintah juga akan memengaruhi keputusan investasi. Jika pemerintah menaikkan pajak akan terjadi pengurangan permintaan agregat. Akibatnya tingkat investasi akan menurun. Berdasarkan uraian tersebut, perhatikanlah Kurva di bawah ini  yang menjelaskan tingkat pengembalian yang diharapkan hasil investasi.


Investasi : Pengertian, Fungsi, Faktor yang Mempengaruhi, Permintaan, Kriteria, dan Cara Menghitung Nilai


Berdasarkan kurva di atas tingkat suku bunga dapat memengaruhi investasi. Misalnya ketika suku bunga pinjaman 10% tingkat investasi akan cenderung turun karena bunga pinjaman lebih tinggi dari hasil investasi yang diharapkan.


Namun, ketika suku bunga pinjaman turun minat investasi akan naik atau bertambah karena tingkat bunga yang berlaku lebih rendah dari hasil investasi yang diharapkan. Berdasarkan kurva di atas keseimbangan akan tercapai pada saat tingkat suku bunga 8% dan jumlah investasi sebesar Rp200 miliar.


4. Perhitungan Nilai Investasi


Investasi yang dilakukan tidak langsung menghasilkan manfaat, tetapi memerlukan tenggang waktu tertentu. Makin tinggi jumlah dan kualitas investasi, maka tenggang waktunya makin lama. Misalnya investasi di bidang otomotif (perakitan mobil), akan membutuhkan waktu yang lebih lama disbanding investasi di bidang pengolahan pangan.


Seseorang atau perusahaan sebelum melakukan investasi, akan melakukan studi kelayakan investasi atau bisnis. Apabila investasi yangdirencanakan menghasilkan keuntungan dan mempunyai prospek untuk masa mendatang maka keputusan investasi akan dilakukan.


Pertimbangan pokok dari keputusan investasi adalah berapa nilai sekarang (present value) dari uang yang akan kita peroleh di masa mendatang atau berapa nilai uang masa mendatang (future value) dari jumlah uang yang kita investasikan saat ini. Metode penghitungannya sebagai berikut:


a. Nilai Sekarang (Present Value)


Menghitung nilai sekarang adalah menghitung nilai sekarang dari perkiraan nilai yang akan diperoleh di masa mendatang. Untuk menghitung nilai sekarang dapat digunakan rumus sebagai berikut:


P

=

F

(1 + r2)t


Keterangan:

P = Nilai sekarang

F = Nilai yang akan datang

r = Tingkat bunga

t = Periode waktu


Misalnya: Anisa ditawari usaha katering oleh rekannya yaitu Yovan dengan investasi awal Rp100.000.000,00. Berdasarkan perhitungan, tiga tahun mendatang Anisa akan memperoleh nilai nominal uang Rp150.000.000,00. Anisa meminjam uang di koperasi dengan tingkat bunga 12 % per tahun.


Permasalahannya apakah usaha tersebut layak untuk dilakukan? Untuk mengetahui kelayakan usaha tersebut, tergantung pada tingkat pengembalian investasi yang Anisa harapkan. Anisa berharap tingkat pengembalian investasi minimal sama dengan tingkat bunga pinjaman yaitu 12%.


Berikut ini cara penyelesaiannya.

F = Rp150.000.000,00

r = 12% = 0,12

t = 3 tahun


P dari 150.000.000?


P

=

F

=

150.000.000

=

106.761.565

(1 + r)t

(1 + 0,12)3


Kesimpulan:


Anisa menerima tawaran tersebut karena nilai yang akan diterima pada tiga tahun mendatang Rp150.000.000,00, apabila dihitung berdasarkan nilai saat ini sebesar Rp106.761.565. Berarti nilai sekarang lebih besar dari modal awal Rp100.000.000,00.


b. Nilai Masa Mendatang (Future Value)


Menghitung nilai masa mendatang adalah kebalikan dari menghitung nilai sekarang dari nilai investasi yang direncanakan. Berikut ini rumus untuk menghitung nilai masa mendatang.


F = P (1 + r)t


Berdasarkan soal di atas maka nilai yang akan datang dari modal awal Rp100.000.000,00 adalah:


F = 100.000.000 ( 1 + 0,12)3 = Rp140.500.000,00


Nilai masa mendatang lebih kecil dari nilai yang ditawarkan oleh rekan Yovan sebesar Rp150.000.000,00, sehingga usaha katering tersebut layak untuk diterima Anisa.


5. Permintaan Investasi


Investasi diperlukan bagi produksi untuk membiayai bangunan pabrik, mesin, dan alat alat, serta bahan bahan yang disebut barang produksi atau barang modal. Dari hal ini maka permintaan investasi berasal dari rumah tangga produksi.


a. Kurva Permintaan Investasi


Yang dimaksud dengan kurva permintaan investasi adalah kurva yang menggambarkan hubungan antara suku bunga dengan investasi.


Perhatikan data suku bunga dan investasi berikut:

No.

Suku Bunga

Investasi (dalam jutaan)

1.

2%

350

2.

4%

300

3.

6%

250

4.

8%

200

5.

10%

150

6.

12%

100

7.

14%

50


Berdasarkan data di atas dapat dibuat kurva permintaan investasinya  sebagai berikut :


Investasi : Pengertian, Fungsi, Faktor yang Mempengaruhi, Permintaan, Kriteria, dan Cara Menghitung Nilai

Dari gambar di atas, tampak bahwa kurva permintaan investasi bergerak dari kiri atas ke kanan bawah, seperti halnya kurva permintaan barang dan jasa pada umumnya. Dari data dan kurva tersebut diketahui, bahwa semakin tinggi suku bunga akan semakin rendah investasi. Sebaliknya, semakin rendah suku bunga akan semakin tinggi investasi.


Mengapa semakin tinggi suku bunga jumlah investasi semakin rendah atau kecil? Karena, semakin tinggi suku bunga berarti akan semakin banyak jumlah bunga yang harus dibayar oleh investor. Ini terjadi bila investasi dilakukan dari uang pinjaman. Sehingga semakin tinggi suku bunga akan membuat para investor malas untuk berinvestasi.


Akan tetapi bila investasi dilakukan dengan uang sendiri, semakin tinggi suku bunga maka akan menurunkan semangat investor untuk berinvestasi. Sebab, investor akan lebih tertarik membungakan atau meminjam kanuangnya demi mendapatkan jumlah bunga yang diinginkan.


b. Pergeseran Kurva Permintaan Investasi


Dari uraian tadi, pasti jelas bagi Anda bahwa tingkat suku bunga merupakan faktor yang menentukan permintaan investasi. Selain itu, ada beberapa faktor lain yang menyebabkan pergeseran kurva permintaan investasi.


1) Perkiraan Keuntungan


Perkiraan keuntungan tergantung pada perkiraan penjualan hasil produksi barang modal yang digunakan. Perkiraan bisnis harus memasukkan beberapa faktor antara lain situasi politik, pertumbuhan penduduk, kondisi pasar, dan lain lain. Jika situasi ini mendukung, maka akan menggeser kurva permintaan investasi ke kanan dan begitu sebaliknya.


2) Biaya Pembelian, Pengoperasian, dan Pemeliharaan Barang Modal


Bila pembelian, pengoperasian, dan pemeliharaan barang modal tinggi, maka tingkat keuntungan bersih yang diharapkan dari proyek proyek investasi akan turun. Turunnya investasi ini menyebabkan kurva permintaan investasi bergeser ke kiri. Hal sebaliknya terjadi bila ada penurunan biaya biaya tersebut.


3) Perubahan Teknologi


Kemajuan teknologi seperti penemuan mesin baru, pengembangan produk baru, dan penemuan proses produksi baru akan mendorong investasi. Penemuan mesin yang lebih efisien akan menurunkan biaya produksi dan menghasilkan perbaikan kualitas produksi yang selanjutnya akan menaikkan tingkat keuntungan bersih pada investasi mesin tersebut.


Produk elektronik baru seperti komputer canggih yang bisa mengefisienkan proses produksi akan mendorong investasi. Jadi, kemajuan teknologi yang cepat akan menggeser permintaan investasi kekanan.


4) Pajak Perusahaan


Pada saat berinvestasi, para pengusaha akan mempertimbangkan besarnya keuntungan yang diharapkan sesudah pajak. Kenaikan pajak perusahaan pasti akan menurunkan tingkat keuntungan bersih yang diharapkan. Dampak selanjutnya adalah turunnya permintaan investasi sehingga menggeser kurva permintaan investasi ke kiri. Hal sebaliknya akan terjadi pada saat ada penurunan pajak perusahaan.


5) Banyaknya Barang Modal yang Dimiliki


Bila terdapat cukup banyak barang modal dan persediaan barang barang jadi, maka investasi akan mengalami penurunan. Hal ini karena pada industri tersebut telah tersedia cukup banyak alat produksi dan persediaan yang mampu memenuhi permintaan sekarang maupun di masa depan.


Kelebihan kapasitas produksi cenderung akan menggeser kurva permintaan investasi ke kiri dan sebaliknya kelangkaan barang modal akan menggeser kurva permintaan investasi ke kanan.


6. Kriteria Investasi


Ada empat kriteria investasi yang digunakan untuk memutuskan diterima atau ditolaknya rencana investasi, yaitu sebagai berikut.


a. Net Present Value (NPV)


Untuk membuat hasil investasi lebih akurat, akan lebih baik memperhitungkan nilai waktu dari uang. Karena bisa saja sebuah proposal proyek, berdasarkan nilai nominal menghasilkan B/C > 1, namun nilai sekarangnya sangat kecil.


Melalui net present value kita dapat langsung menghitung selisih nilai sekarang dari biaya total dengan penerimaan total bersih. Suatu proposal akan diterima jika NPV > 0, sebab nilai sekarang dari penerimaan total lebih besar daripada nilai sekarang dari biaya total.



b. Payback Period (Periode Pulang Pokok)


Payback Period (periode pulang pokok) yaitu waktu yang dibutuhkan agar investasi yang direncanakan dapat dikembalikan atau waktu yang dibutuhkan untuk mencapai titik impas.


c. Internal Rate of Return (IRR)


Internal Rate of Return (IRR) adalah tingkat pengembalian nilai investasi, dihitung pada saat NPV sama dengan nol. Keputusan menerima atau menolak rencana investasi dilakukan berdasarkan hasil perbandingan IRR dengan tingkat pengembalian investasi yang diinginkan (r).


d. Benefit/Cost Ratio (B/C Ratio)


Benefit/Cost Ratio (B/C ratio) digunakan untuk mengukur mana yang lebih besar, biaya yang dikeluarkan dibanding hasil (output) yang diperoleh. Jika nilai B/C = 1, output yang dihasilkan sama dengan biaya yang dikeluarkan.


Jika nilai B/C < 1 dan B < C artinya output yang dihasilkan lebih kecil dari biaya yang dikeluarkan, dan sebaliknya. Umumnya proposal investasi diterima jika B/C > 1, sebab output yang dihasilkan lebih besar dari biaya yang telah dikeluarkan.


Post a Comment

Mohon berkomentar secara bijak dengan bahasa yang sopan dan tidak keluar dari topik permasalahan dalam artikel ini. Dan jangan ikut sertakan link promosi dalam bentuk apapun.
Terimakasih.

emo-but-icon

Home item

Recent Posts